Buku
Mamanda Seni Pertunjukan Banjar Dari Realitas Tradisional ke Kesenian Populer
Kebudayaan kita sekarang berada di jalan raya yang besar dan sibuk. Lorong-lorong kecil di sekitarnya juga terasa sumpek dan macet. Hampir tak ada lorong kesenian kita untuk bisa meneruskan perjalanannya. Sebab di jalur yang mulus ini senantiasa terasa saling desak, dorong, dan pengaruh. Tak ada pengatur jalur. Mereka yang punya kebijakan juga seakan tidak mau tahu, karena kendaraan yang kita muati dianggap berisi sesuatu yang utopis dan sudah ketinggalan zaman. Berhentilah kita di halte ini atau meneruskan perjalanan walau harus lambat?
Ilustrasi tersebut sebuah penggambaran untuk kita dapat mencermati buku ini. Apa yang ditulis oleh Jarkasi dalam buku ini betul-betul mengajak kita untuk dapat merenungkan nasib kesenian kita. Lebih khusus lagi seni tradisi mamanda. Tentu amat diperlukan sikap tenggang rasa untuk tidak menjadikan kurun waktu ini sebagai sesuatu yang rentan, apalagi untuk mempolemikkan antara utopia dan realistis. Buku ini mengajak kita untuk dapat mencermati segala pernik-pernik kesenian mamanda hegemoni, ideologi, dan mitologi.
12705 | 791.43 MAM m | Senayan | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain