Buku
Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Nusa Tenggara Barat
Setelah perang Aceh selesai, Belanda ingin menanamkan kekuasaannya secara riil. Ternyata pelaksanaannya tidak semudah untuk dilaksanakan. Belanda harus membayarnya dengan pengorbanan jiwa dan harta benda mulai dengan Perang Lombok 1894. Kemudian setelah masuk Belanda mengalami berbagai perlawanan walaupun kecil tetapi cukup menggelisahkan mulai dari pemberontakan Mamelaq, Pemberontakan Gandor, Pemberontakan Pringgabaya, Perlawanan Unru dan sejumlah perlawanan rakyat di daerah Bima seperti Perang Ngali, Perang Dena, Perang Kala, dan terakhir Perang Soriutu. Begitu pula zaman Jepang, sekalipun terkenal keras dan kejam sebagian rakyat Nusa Tenggara Barat juga tidak takut mengadakan perlawanan. Sebab pada dasarnya rakyat Nusa Tenggara Barat lebih mengutamakan harga diri dari pada yang lain. Maka itu apabila harga dirinya akan terancam pasti akan bangkit kalau tidak dengan senjata sekurang-kurangnya dengan sikap seperti terurai di atas.
SJH00912 | 959.865 LAL s | My Library | Tersedia |
SJH00913 | 959.865 LAL s | Senayan | Tersedia |
12718 | 959.865 LAL s | Senayan | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain