Text
Masyarakat Adat & Kedalautan Pangan
Pendekatan pembangunan inklusif yang digagas pemerintahbelum berbasiskan pemahaman terhadap situasi khas dan keragaman masyarakat adat di Indonesia. Padahal, pemanfaatan sumber daya lokal dapat menjadi pilar dalam mencapai kedalautan pangan di Indonesia. Padahal, pemanfaatan sumber daya lokal dapat menjadi pilar dalam mencapai kedalautan pangan di Indonesia.
Buku ini berpendapat, model pembangunan inklusif seharusnya memperhitungkan keragaman karakteristik masyarakat lokal, khususnya jalan pangan masyarakat adat yang bergantung pada lahan dan hutan. Sementara itu, ukuran keberhasilan pertanian pangan sudah saatnya tidak lagi diukur dari produksi sejumlah jenis pangan saja seperti padi, jagung, atau keledai. Bila tidak, kita akan masuk dalam jeratan sistem pangan global yang mengkomodifikasi pagan, ketika produksi dalam negeri tidak memadai.
Ironis bahwa bangsa ini telah menyia-nyiakan sumber pangan yang berlimpah, sementara kita menjadi pengimpor gandum terbesar di dunia! Kasus gizi buruk yang masih menjadi momok di negeri ini, bukan disebabkan oleh kekuarangan sumber pangan, melainkan oleh kesalahan tata kelola.
Sebagai pilar kedalautan pangan, keberlimpahan sumber daya pangan lokal yang tersebar di seluruh Nusantara dapat menjadi penyelamat dalam situasi bencana seperti sekarang ini, yaitu pandemi Covid-19. Maka, masyarakat adat adalah benteng terakhir dalam menjaga keragaman hayati dan mengelola lingkukngan secara berkelanjutan.
Masyarakat Adat & Kedalautan Pangan adalah buku ketiga dari Seri Pangan Nusantara yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.
22560 | 338.1 AHM m | Senayan | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain