Text
Pakaian Adat sebagai Identitas Etnis: Rekonstruksi Identitas Suku Tidung Ulun Pagun
Suku Tidung lebih dikenal sebagai suku Dayak yang telah beragama islam namun di antara suku Tidung terdapat kelompok masyarakat yang mengidentifikasikan dirinya buka Dayak dan menyebut dirinya sebagai Tidung Ulun Pagun. Mereka yang menyebut dirinya sebagai Tidung Ulun Pagun dikenal sebagai suku Tidung beragama islam dan hidup dengan budaya pesisir. Namun ternyata identitas sebagai pemeluk islam dan masyarakat pesisir dirasakan belum cukup "mencitrakan" identitas kesukuan Suku Tidung Ulun Pagun Pada perkembangannya, suku Tidung Ulun Pagun juga memiliki identitas lain yang merujuk pada konteks budaya yaitu melalui pakaian adat.
Pakaian adat yang terdiri Pelimbangan dan Kurung Bantut (pakaian sehari-hari), selampoy (pakaian adat), Talulandom (pakaian resmi), dan Sina Beranti (pakaian pengantin) telah menjadi karya budaya milik suku Tidung Ulun Pagun melalui proses rekonstruksi berdasarkan data pakaian adat Tidung di masa lalu. Proses rekonstruksi pakaian adat sebagai identitas etnis suku Tidung Ulun Pagun menemukan momen yang tepat seiring dengan perubahan status Tarakan dari kota administratif menjadi kotamadya dimana pakaian tersebut kemudian "diakui" sebagai pakaian daerah Kota Tarakan.
Pakaian adat suku Tidung Ulun sebagai identitas etnis dan sekaligus sebagai identitas daerah Kota Tarakan memperlihatkan bagaimana rekonstruksi identitas dapat terjadi. Sifat identitas yang cair dan selalu dalam proses menjadikan identitas bukanlah sesuatu yang stagnan namun akan terus mengalami perubahan.
22336 | 391.095983911 NEN p | Senayan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Proses Digitalisasi |
22420 | 391.095983911 NEN p | Senayan | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain