Text
Kontinuitas Dan Perubahan Dalam Sejarah Sulawesi Selatan
Dalam sejarah Kota Makassar terdapat kontinuitas yang berlangsung sepanjang zaman Belanda hingga abad ke-20 yang mencerminkan pola-pola dari zaman Gowa-Tallo. Hal ini tetap terjadi meskipun ada 300 tahun kekuasaan asing, dan meskipun ada banyak usaha dramatis VOC untuk memotong pelabuhan ini dari peranan dan hubungan tradisionalnya. Karakter dasar Makassar sebagai pelabuhan yang kosmopolitan dan multietnis berkembang dari abad ke-16 hingga abad ke-20, dibentuk oleh faktor-faktor mendasar geografis, sejarah, dan orientasi perantauan mengarungi lautan yang dimiliki oleh berbagai kelompok masyaraktnya.
Di awal abad ke-21 ini, ada dua arus kegelisahan yang berlawanan yang mewarnai renungan dan harapan atas nasib kota ini di masa kini dan kelak. Di satu sisi, sejalan dengan perubahan struktural, ada arus untuk meneguhkan citra "etnis" kota ini yang, menurut para tokohnya, didasarkan pada klaim historis yang mengasumsikan adanya kontinuitas dari masa silam ke masa kini. Di sisi lain, ada arus kegelisahan yang tak kalah kuatnya untuk menciptakan Kota Makassar yang internasional, yang metropolitan, yang modern di tengah dunia yang makin kecil ini. Keingininan untuk menjadi metropolitan dan kosmopolitan mau tak mau berarti pengakuan atas keberagaman dan ke non-pribumi-an Kota Makassar. Ini berarti pengakuan akan peranan historis orang Tionghoa, Melayu, Jawa, Indo, Timur, dan lainnya.
Buku ini mengungkapkan berbagai aspek pelayaran dan perdagangan, identitas sosial dan politik serta gender dan komunitas lokal--dalam sejarah Sulawesi Selatan dimana Kota Makaasar menjadi bagian yang inheren. Pemahaman akan dinamika masyarakat merupakan kunci untuk membangun masa depan. Buku ini dapat membantu ke arah tersebut.
19652 | 909.04147 HEA k | Senayan | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain