Text
Tuanku Rao dan Rakyat Rao Melawan Penjajah
Kalaulah tidak karena kepiawaian Haji Miskin, Haji Soemanik dan Haji Piobang (1803) sebagai aktor sejarah meneruka purifikasi Islam, mungkin komunitas Islam Minangkabau, masih terpengab dalam kepompong sempit tradisionalisme, animisme, dinamisme dan sinkretisme. Bengkalai yang mereka wariskan, diulas oleh Tuanku Imam Bonjol, tuanku Tambusai dan Tuanku Rao. Gerakan yang mereka gumuli, dimasyhurkan orang sebagai Gerakan Paderi (1821-1837).
Disebut Gerakan Paderi (bukan hanya: perang), karena generasi ke-2 di kancah percaturan pemikiran Islam Minangkabau ini, justru bertumpu pada sebongkah gagasan, tindakan, pelaku, visi-misi plus implementasi, aktualisasi serta transformasional kontekstualitas al-Islam yang bertelekan pada Al-Quran dan Sunnah Rasul yang shahih lagi mutawatir. Kesinambungan gawe yang mereka emban dapat dikerucutkan pada tiga gelombang. Gelombang Islamisasi realitas; gelombang rujuk ke pangkuan Syari'at/Syara' (1784-1790); dan gelombang akselerasi ortodoksi fiqh Islam (1830-1832). Gelombang kedua dan ketiga, bermuara pada ikrar (hukum) adat bersendi Syara', Syara' bersendi Kitabullah (ABS-SBK), pada 1813 M.
18360 | 920.812 AHM t | Senayan | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain