Text
Perahu Tradisional Ijon-ijon di Desa Kandang Semangkon Lamongan
Eksistensi perahu dan asal-usul keahlian pembuatan perahu ijon-ijon di Desa Kandang Semangkon setidaknya dikenal setelah Kapal Van der Wicjk, yakni kapal uap milik Koninklijke PaketvaartMaatschappij (KPM Belanda) tenggelam di perairan Lamongan, kurang-lebih 12 mil dari pantai Brondong pada hari Selasa, 20 Oktober 1936. Selain itu ada kisah seorang bernama Surosirokapak berasal dari Madura yang pada tahun 1890 melakukan migrasi dengan naik perahu menggunakan layar bogor/goni dan kemudian dan kemudian mendarat di wilayah Pantura yang sekaligus memperkenalkan ekspedisi laut pada masyarakat Pantura. Berdasarkan kisah tersebut, diyakini bahwa seluruh susunan (konstruksi) perahu itu oleh nenek moyang mereka dibakukan dan dijadikan pola dasar dari perahu, satu diantaranya dikenal dengan istilah den jon, ijon-ijon atau jongjong.
Perahu ijon-ijon oleh masyarakat dikonotasikan sebagai perahu perempuan (wedok) dengan ciri linggi tumpul/papak dan badan gemuk. Terdapat simbol topeng, mata, alis, ukel/sanggul (gelung), mahkota (rambut), dan bunga. Adapun fungsinya untuk menangkap, menyimpan, menampung, mengangkut, serta mendinginkan atau mengawetkan ikan.
Galangan kapal tradisional di Desa Kandang Semangkon pada umumnya merupakan usaha nonformal, tidak berbadan hukum, usaha personal, keahlian dan keterampilan diperolehnya secara otodidak, pengalaman empirik, alami, dan turun menurun. Peralatan yang digunakan sangat sederhana, kurang memperhatikan alat modern. Tahapan produksi terdapat perbedaan dengan galangan daerah lain, terutama terkait dengan cara pengonstruksian lambung. Di Desa Kandang Semangkon, papan lambung dikonstruksi lebih dahulu sampai ketinggian tertentu, kemudian pemasangan gading-gading.
Mengapa perahu ijon-ijon tetap diproduksi dan mampu bertahan di desa Kandang Semangkon hingga saat ini dikarenakan, antara lain: tempat galangan kapal dan lokasi sangat strategis, terletak di pinggir pesisir dan jalur-jalur Raya Daendels Surabaya-Semarang-Jakarta, tersedia alat komunikasi dan listrik, dan masih ditopang oleh keberadaan sumber daya manusia (tukang pembuat perahu).
22431 | 387.2 SIT p | Senayan | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain