Buku
Pemberontakan Petani Banten 1888
Di Banten, seperti halnya di seluruh Indonesia, abad XIX ditandai oleh kontak yang semakin meningkat dengan dunia barat. Seperti telah dikemukakan, perekonomian uang, perpajakan yang seragam, administrasi yang terpusat dan sarana-sarana komunikasi yang modern merupakan gejala-gejala yang yang menyertai penetrasi kekuasaan kolonial yang berlangsung secara berangsur-angsur. Kebijakan fiskal, administratif dan peradilan yang telah dirumuskan oleh pemerintah pusat harus dilaksanakan oleh pejabat-pejabat pribumi baik di tingkat regional maupun tingkat di tingkat lokal. Pelaksanaan pajak kepala, peraturan-peraturan tentang rodi, dan vaksinasi tak disangsikan lagi sangat mempengaruhi kehidupan kaum petani dan karenanya menyebabkan timbulnya kerusuhan-kerusuhan di daerah-daerah pedesaan. Oleh karena pemberontakan petani hampir seluruhnya merupakan satu fenomena pedesaan, maka pertanyaannya adalah sampai sejauh mana ada korelasi antara penetrasi sistem ekonomi barat dan ketidakstabilan situasi sosial yang berkecenderungan untuk meletus menjadi pemberontakan.
15121 | 959.823 SAR p | Senayan | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain